Do’a Seorang Ibu – Abu Ubaidah Al-Atsari
Doa seorang ibu sungguh mustajab. Balk doa kebaikan ataupun doa buruk. Rosululloh pernah menyampaikan suatu kisah menarik berkaitan dengan doa ibu. 5uatu kisah nyata yang terjadi pada masa sebelum Rosululloh yang patut diambil sebagai ibroh bagi orang-orang yang beriman.
Dahulu, ada tiga orang bayi yang bisa berbicara. Salah satunya adalah
seorang bayi yang hidup pada masa Juraij. Juraij adalah seorang ahli
ibadah, dia memiliki sebuah tempat ibadah yang sekaligus jadi tempat
tinggalnya.
Suatu ketika Juraij sedang melaksanakan sholat, tiba-tiba ibunya datang
memanggilnya: "Wahai Juraij". Dalam hatinya, Juraij
bergumam: "Wahai Robbku, apakah yang harus aku dahulukan…
meneruskan sholatku ataukah memenuhi panggilan ibuku?!".
Dalam kebimbangan, dia tetap meneruskan sholatnya. Akhirnya sang ibu
pulang. Esok harinya, sang ibu datang lagi dan memanggil: "Wahai
Juraij!". Juraij yang saat itu pun sedang sholat bergumam
dalam hatinya: "Wahai Robbku, apakah aku harus meneruskan
sholatku… Ataukah (memenuhi) panggilan ibuku?l". Tetapi
dia tetap meneruskan sholatnya.
Sang ibu kembali pulang untuk-kedua kalinya. Ketiga kalinya, ibunya
datang lagi seraya memanggil: "Wahai Juraij!". Lagi-lagi
Juraij sedang menjalankan sholat. Dalam hatinya, ia bergumam: "Wahai
Robbku, haruskah aku memilih meneruskan sholatku ataukah memenuhi
panggilan ibuku?I". Tetapi dia tetap meneruskan sholatnya.
Akhirnya, dengan kecewa setelah tiga kali panggilannya tidak mendapat
sahutan Bari anaknya, sang ibu berdoa: "Ya Alloh,janganlah
engkau matikan Juraij hingga dia melihat wajah wanita pelacur".
Orang-orang Dani Israil (ketika itu) sering menyebut-nyebut mama Juraij
serta ketekunan ibadahnya, sehingga ada seorang wanita pelacur berparas
cantik jelita mengatakan: Jika kalian mau, aku akan menggodanya (Juraij).
Wanita pelacur itupun kemudian merayu dan mengwarkan diri kepada Juraij.
Tetapi sedikitpun Juraij tak memperdulikannya. Namun apa yang kemudian
dilakukan oleh wanita itu? Ia mendatangi seseorang yang tengah menggembala
di sekitar tempat ibadah Juraij.
Lalu demi terlaksananya tipu muslihat, wanitu itu kemudian merayunya.
Maka terjadilah perzinaan antara dia dengan penggembala itu. Hingga
akhirnya wanita itu hamil.
Dan manakala bayinya telah lahir, dia membuat pengakuan palsu dengan
berkata kepada orang-orang: "Bayi ini adalah anak Juraij."
Mendengar hal itu, masyarakat percaya dan beramai-ramai mendatangi
tempat ibadah Juraij, memaksanya turun, merusak tempat ibadahnya dan
memukulinya.
Juraij yang tidak tahu masalahnya bertanya dengan heran: "Ada
apa dengan kalian?". "Kamu telah berzina dengan
wanita pelacur lalu dia sekarang melahirkan anakmu", jawab
mereka.
Maka, tahulah Juraij bahwa ini adalah makar wanita Iacur itu. Lantas
bertanya: "Dimana bayinya?". Merekapun membawa bayinya.
Juraij berkata: "Biarkan saya melakukan sholat dulu",
kemudian dia berdiri sholat.
5eusai menunaikan sholat, dia menghampiri si bayi lalu mencubit perutnya
seraya bertanya: "Wahai bayi, siapakah ayahmu?"
Si bayi menjawab: "Ayahku adalah si fulan, seorang penggembala".
Akhirnya, masyarakat bergegas menghampiri Juraij, mencium dan mengusapnya.
Mereka minta maaf can berkata: "Kami akan membangun tempat
ibadahmu dari emas". Juraij mengatakan: "Tidak,
bangun saja seperti semula yaitu dari tanah Hat". Lalu merekapun
mengerjakannya.
Hikmah yang bisa dipetik dari kisah ini
Di antara hikmah
HREF="#foot50">1 yang bisa dipetik dari sini adalah:
1. Menetapkan adanya mu’jizat bagi para Nabi dan karomah bagi para wali
Alloh.
2. Wajibnya mendahulukan birrul walidain daripada perkara-perkara sunnah,
seperti sholat (sunnah) dan sejenisnya.
3. Keutamaan ilmu daripada ibadah. Juraij adalah seorang ahli ibadah
tetapi bukan ahli ilmu. Seandainya dia berilmu, niscaya dia akan mendahulukan
panggilan ibunya daripada ibadah sunnahnya.
4. Doa ibu adalah mustajab (terkabulkan).
5. Fitnah terbesar yang menimpa suatu umat adalah fitnah wanita.
6. Fitnah tidaklah membahayakan bagi orang yang beriman.
7. Apapun problematika yang menimpa, solusinya adalah memohon pertolongan
kepada Alloh saja dengan sholat dan doa.
Catatan Kaki
…
HREF="#tex2html1">1
Disarikan dari Bahjatun Nadhirin (1/345-347) karya Syaikh
Salim Al-Hilali cet. Darr Ibnu Jauzy.
me n mine Daftar isi articles Warna-warni
0 Response to "Do’a Seorang Ibu – Abu Ubaidah Al-Atsari"
Post a Comment